Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad Saw dari Lahir Hingga Wafat
Satu-satunya rasul Allah yang diutus untuk semua ras dan golongan
adalah nabi Muhammad saw. Karena itu ajarannya sangat universal; tidak
hanya tentang ibadah dan keakhiratan, namun juga urusan-urusan duniawi
yang mencakup semua sisi kehidupan manusia, mulai dari masalah makan
hingga urusan kenegaraan. Namun demikian, masih banyak orang yang buta
terhadap pribadi dan kehidupan beliau. Akibatnya, mereka terhalang untuk
melihat dan merasakan kebenaran yang dibawanya.
Kelahiran Muhamad SAW
Nabi Muhammad saw lahir di Makkah pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah dalam keadaan yatim.
Penamaan tahun Gajah berkaitan dengan peristiwa pasukan Gajah yang
dipimpin oleh Abrahah, Gubernur Yaman yang ingin menghancurkan Ka’bah.
Namun sebelum sampai ke kota Makkah, mereka diserang oleh pasukan burung
yang membawa batu-batu kerikil panas (lihat QS Al-Fil: 1-5).
Kelahiran Nabi Muhammad Saw bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi
Sekitar tahun 570 M, Mekah adalah sebuah kota yang sangat penting dan
terkenal di antara kota-kota di negeri Arab, baik karena tradisinya
ataupun karena letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai
menghubungkan Yaman di Selatan dan Syiria di Utara. Dengan adanya Ka’bah
di tengah kota, Mekah menjadi pusat keagamaan Arab. Di dalamnya
terdapat 360 berhala, mengelilingi berhala utama,
Hubal. Mekah
kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab pada masa itu
mencerminkan realitas kesukuan masyarakat jazirah Arab dengan luas satu
juta mil persegi.
Nabi Muhammad dilahirkan dalam keluarga bani Hasyim di Mekah pada hari senin, tanggal 9
Rabi’ul Awwal,
pada permulaan tahun dari Peristiwa Gajah. Maka tahun itu dikenal
dengan Tahun Gajah. Dinamakan demikian karena pada tahun itu pasukan
Abrahah, gubernur kerajaan Habsyi (Ethiopia), dengan menunggang gajah
menyerang Kota Mekah untuk menghancurkan Ka’bah. Bertepatan dengan
tanggal 20 atau 22 bulan April tahun 571 M. Ini berdasarkan penelitian
ulama terkenal, Muhammad Sulaiman Al-manshurfury dan peneliti astronomi,
Mahmud Pasha.
Nabi Muhammad adalah anggota bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang berkuasa dalam suku Quraisy. Kabilah ini memegang jabatan
siqayah. Nabi
Muhammad lahir dari keluarga terhormat yang relatif miskin. Ayahnya
bernama Abdullah anak Abdul Muthalib, seorang kepala suku Quraisy yang
besar pengaruhnya. Ibunya adalah Aminah binti Wahab dari bani Zuhrah.
Muhammad SAW. Nabi terakhir ini dilahirkan dalam keadaan yatim karena
ayahnya meninggal dunia tiga bulan setelah dia menikahi Aminah.
Ramalan tentang kedatangan atau kelahiran Nabi Muhammad dapat
ditemukan dalam kitab-kitab suci terdahulu. Al-Qur’an dengan tegas
menyatakan bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW telah diramalkan oleh
setiap dan semua nabi terdahulu, yang melalui mereka perjanjian telah
dibuat dengan umat mereka masing-masing bahwa mereka harus menerima atas
kerasulan Muhammad SAW nanti.
Seperti dalam Qs. Ali ‘Imran ayat 81
“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para
nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa Kitab dan
hikmah Kemudian datang kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang
ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan
menolongnya”. Allah berfirman: “Apakah kamu mengakui dan menerima
perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” mereka menjawab: “Kami
mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanlah (hai para Nabi)
dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu.
Nabi Muhammad saw pertama kalinya disusui oleh ibunya Aminah dan
Tsuwaibatul Aslamiyah. Namun itu hanya beberapa hari. Selanjutnya beliau
disusui oleh Halimah As-Sa’diyah di perkampungan bani Sa’ad.
Nabi Muhammad saw tinggal bersama keluarga Halimah selama kurang
lebih empat tahun. Di akhir masa pengasuhan keluarga Halimah ini terjadi
pembedahan nabi Muhammad saw.
Masa Kanak-kanak Rosullallah
Tidak lama setelah kelahirannya, bayi Muhammad SAW diserahkan kepada
Tsuwaibah, budak perempuan pamannya, Abu Lahab, yang pernah menyusui
Hamzah. Meskipun diasuh olehnya hanya beberapa hari, nabi tetep
menyimpan rasa kekeluargaan yang mendalam dan selalu menghormatinya.
Nabi SAW selanjutnya dipercayakan kepada Halimah, seorang wanita badui
dari Suku Bani Sa’ad. Bayi tersebut diasuhnya dengan hati-hati dan penuh
kasih sayang, dan tumbuh menjadi anak yang sehat dan kekar. Pada usia
lima tahun, nabi dikembalikan Halimah kepada tanggungjawab ibunya.
Sejumlah hadis menceritakan bahwa kehidupan Halimah dan keluarganya
banyak dianugrahi nasib baik terus-menerus ketika Muhammad SAW kecil
hidup dibawah asuhannya. Halimah menyayangi baginda rasul seperti
menyayangi anak sendiri, penuh kasih saying dan cinta, namun karena
banyak kejadian yang luar biasa sehingga takut akan terjadi hal-hal yang
tidak baik sehingga dikembalikanlah Rasul SAW Kepada keluarga beliau.
Muhammad SAW kira-kira berusia enam tahun, dimana tatkala asik
bermain-main dengan teman-teman beliau, teman-teman beliau gembira saat
ayah-ayah mereka pulang, namun Rasulullah pulang dengan tangisan menemui
ibunda beliau, seraya berkata wahai ibunda mana ayah? ibunda beliau
terharu tampa jawaban yang pasti, sehingga dalam ketidakmampuan atas
jawaban tersebut, hingga suatu ketika ibunda beliau mengajak baginda
Nabi SAW pergi kekota tempat ayah beliau dimakamkan.
Sekembalinya dari pencarian Makan suami tercinta ibu Rasul tercinta
jatuh sakit dan meninggal dalam perjalanan pulang, dengan duka cita yang
mendalam dan pulang bersama seorang pembantu nabi.
Sekembalinya pulang sebagai anak yatim piatu maka beliau diasuh oleh
kakeknya, Abdul muthalib. Namun dua tahun kemudian, kakeknyapun yang
berumur 82 tahun, juga meninggal dunia. Maka pada usia delapan tahun
itu, nabi ada di bawah tanggung jawab pamannya abi thalib.
PadaUsia 8 tahun, seperti kebanyakan anak muda seumurannya, nabi
memelihara kambing di mekkah dan mengembalakan di bukit dan lembah
sekitarnya. Pekerjaan pengembala sekawanan domba ini cocok bagi perangai
orang yang bijaksana dan perenung seperti Muhammad SAW muda, ketika
beliau memperhatikan segerombolan domba, perhatiannya akan tergerak oleh
tanda-tanda kekuatan gaib yang tersebar di sekelilingnya.
Diriwayatkan bahwa ketika berusia dua belas tahun, Muhammad SAW
menyertai pamannya, Abu Thalib, dalam berdagang menuju Suriah, tempat
kemudian beliau berjumpa dengan seorang pendeta, yang dalam berbagai
riwayat disebutkan bernama Bahira. Meskipun beliau merupakan
satu-satunya nabi dalam sejarah yang kisah hidupnya dikenal luas,
masa-masa awal kehidupan Muhammad SAW tidak banyak diketahui.
Muhammad SAW, besar bersama kehidupan suku Quraisy Mekah, dan
hari-hari yang dilaluinya penuh dengan pengalaman yang sangat berharga.
Dengan kelembutan, kehalusan budi dan kejujuran beliau maka orang
Quraisy Mekkah memberi gelar kepada beliau dengan Al-Amin yang artinya
orang yang dapat dipercaya.
Pada usia 30 tahunan, Muhammad SAW sebagai tanda kecerdasan dan
bijaksanya beliau, Nabi SAW mampu mendamaikan perselisihan kecil yang
muncul di tengah-tengah suku Quraisy yang sedang melakukan renovasi
Ka’bah.
Mereka mempersoalkan siapa yang paling berhak menempatkan posisi Hajar Aswad di Ka’bah.
Beliau membagi tugas kepada mereka dengan teknik dan strategi yang sangat adil dan melegakan hati mereka
Pernikahan Nabi Muhammad Saw
Pada masa mudanya, beliau telah menjadi pengusaha sukses dan hidup
berkecukupan dari hasil usahanya . Pada usia yang ke-25 tahun, Muhammad
saw menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, seorang janda kaya berusia
40 tahun. Pernikahan ini diawali dengan lamaran Khadijah kepada
Muhammad saw setelah melihat dan mendengar kelebihan-kelebihan dan
akhlaknya.
Isteri-isteri Rasulullah Muhammad Saw
Adapun Isteri-isteri Muhammad SAW berjumlah 11 Orang, Yaitu :
- Khadijah binti Khuwailid
- Saudah binti Jam’ah
- Aisyah Binti Abu Bakar ra
- Hafshah binti Umar ra
- Hindun Ummu Salamah binti Abu Umayyah
- Ramlah Ummu Habibah binti Abu Sofyan
- Zainab binti jahsyin
- Zainab binti Khuzaimah
- Maimunah binti Al-Harts Al-Haliyah
- Juwairiyah binti Al-Haarits
- Sofiyah binti Huyay
Nabi Muhammad menikahi mereka semua setelah Khadijah meninggal dunia.
Dan mereka semua beliau nikahi dalam keadaan janda, kecuali Aisyah ra.
Jika dilihat dari faktor tiap pernikahan beliau, semuanya mempunyai
hubungan yang kuat dengan dakwah dan ajaran Islam yang dibawanya.
Dari 11 isteri Nabi SAW ini yang wafat saat Nabi SAW masih hidup
adalah 2 orang yaitu Khadijah dan Zainab binti Khuzaimah, sedangkan
isteri Nabi yang 9 orang masih hidup saat Nabi SAW Wafat. Istri Nabi SAW
yang tersebut disebut dengan Ummul Mu’minin artinya ibu orang-orang
beriman. Mereka banyak menolong penyebaran agama islam di kalangan kaum
ibu.
Nabi Muhammad SAW mempunyai 7 orang anak, 3 laki-laki dan 4 perempuan yaitu :
- Qasim
- Abdullah
- Zainab
- Fatimah
- Ummu Kalsum
- Rukayyah
- Ibrahim
Ibu anak-anak Nabi SAW itu semuanya dari isteri nabi Khadijah,
kecuali Ibrahim, yang ibu mariyatul qibtiyyah ( seorang hamba perempuan
yang dihadiahkan oleh seorang pembesar mesir kepada Nabi SAW, anak-anak
Nabi SAW tersebut Wafat pada saat Nabi SAW masih hidup, kecuali Fatimah
yang wafat beberapa bulan setelah Nabi SAW wafat.
Diriwayatkan tatkala Nabi SAW akan wafat beliau membisikkan kepada
Fatimah ra, bahwa beliau akan berpulang ke hadirat Allah, dan mendengar
itu Fatimah menangis dengan sedih, dan beberapa saat setelah itu Nabi
SAW membisikan lagi sesuatu kepada Fatimah ra, mendengar bisikan yang
kedua ini Fatimah ra tersenyum, ternyata bisikan bahwa dikabarkan bahwa
setelah Nabi SAW wafat tidak ada orang yang pertama meninggal kecuali
Fatimah ra, sungguh mulia Fatimah tersenyum walau mendengar kabar yang
tentang wafat nya diri beliau, tapi semua tertutup karena cinta yang
mendalam kepada sang ayah tercinta.
Kerasulan Muhammad SAW
Menjelang usianya yang keempat puluh, Muhammad SAW
terbiasa memisahkan diri dari pergaulan masyarakat umum, untuk
berkontemplasi di Gua Hira, beberapa kilometer di Utara Mekah..
Di gua tersebut, nabi mula-mula hanya berjam-jam saja, kemudian berhari-hari bertafakur.
Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama dari Allah melalui Malaikat Jibril.
Pada saat beliau tidur dan terbangun dengan tiba-tiba pada malam itu
di gua bernama Hira, dalam ketakutan yang luar biasa, seluruh tubuhnya,
seluruh diri bathinnya, dicengkeram oleh sebuah kekuatan yang sangat
besar, seolah-olah seorang malaikat telah mencengkeram beliau dalam
pelukan yang menakutkan yang seakan mencabut kehidupan dan napas
darinya. Ketika beliau berbaring di sana, remuk redam, beliau mendengar
perintah, “Bacalah!” beliau tidak dapat melakukan ini beliau bukan
penyair terdidik, bukan peramal, bukan penyair dengan seribu kalimat
yang tersusun dengan baik yang siap dibibir beliau. Ketika itu beliau
protes bahwa beliau adalah buta huruf, malaikat itu merangkulnya lagi
dengan kekuatan yang begitu rupa, hingga turunlah ayat yang pertama
yaitu ayat 1 sampai 5 dalam surat Al-‘Alaq :
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
- Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
- Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha pemurah,
- Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam,
- Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dia merasa ketakutan karena belum pernah mendengar dan mengalaminya.
Dengan turunnya wahyu yang pertama itu, berarti Muhammad SAW telah
dipilih Allah sebagai nabi. Dalam wahyu pertama ini, dia belum
diperintahkan untuk menyeru manusia kepada suatu agama.
Peristiwa turunnya wahyu itu menandakan telah diangkatnya Muhammad
SAW sebagai seorang nabi penerima wahyu di tanah Arab. Malam terjadinya
peristiwa itu kemudian dikenal sebagai “Malam Penuh Keagungan” (
Laylah al-qadar),
dan menurut sebagian riwayat terjadi menjelang akhir bulan Ramadhan.
Setelah wahyu pertama turun, yang menandai masa awal kenabian,
berlangsung masa kekosongan, atau masa jeda (
fatrah).
Ketika hati Muhammad SAW diliputi kegelisahan yang sangat dan
merasakan beban emosi yang menghimpit, dia pulang ke rumah dengan
perasaan waswas, dan meminta istrinya untuk menyelimutinya. Saat itulah
turun wahyu yang kedua yang berbunyi :
“Wahai kau yang berselimut! Bangkit dan berilah peringatan!!
Dan seterusnya, yaitu surat al-Muddatstsir: 1-7. Wahyu yang telah,
dan kemudian turun sepanjang hidup Muhammad SAW, muncul dalam bentuk
suara-suara yang berbeda-beda. Tapi pada periode akhir kenabiannya,
wahyu surah-surah Madaniyah turun dalam satu suara.
Pengetahuan Kerasulan
Setelah beberapa lama dakwah Nabi Muhammad SAW
tersebut dilaksanakan secara individual, turunlah perintah agar nabi
menjalankan dakwah secara terbuka. Mula-mula beliau mengundang dan
menyeru kerabat karibnya dan Bani Abdul Muthalib. Beliau mengatakan di
tengah-tengah mereka, “Saya tidak melihat seorang pun di kalangan Arab
yang dapat membawa sesuatu ke tengah-tengah mereka lebih baik dari apa
yang saya bawa kepada kalian. Kubawakan kepada kalian dunia dan akhirat
yang terbaik. Tuhan memerintahkan saya mengajak kalian semua. Siapakah
diantara kalian yang mau mendukung saya dalam hal ini?”. Mereka semua
menolak kecuali Ali bin Abi Thalib.
Pada permulaan dakwah ini orang yang pertama-tama merima dakwah nabi
yaitu dengan masuk Islam adalah, dari pihak laki-laki dewasa adalah Abu
Bakar Ash-Shiddiq, dari pihak perempuan adalah isteri nabi SAW yaitu
Khadijah, dan dari pihak anak-anak adalah Ali bin Abi Thalib ra.
Dalam memulai dakwah nabi banyak mendapat halangan dari pihak kafir
quraisy mekah dan berbagai bujuk rayu yang dilakukan kaum Quraisy untuk
menghentikan dakwah Nabi gagal, tindakan-tindakan kekerasan secara fisik
yang sebelumnya sudah dilakukan semakin ditingkatkan. Kekejaman yang
dilakukan oleh penduduk Mekah terhadap kaum muslimin itu, mendorong Nabi
Muhammad SAW untuk mengungsikan sahabat-sahabatnya ke luar Mekah. Pada
tahun kelima kerasulannya, nabi menetapkan Habsyah (Ethiopia) sebagi
negeri tempat pengungsian.
Usaha orang-orang Quraisy untuk menghalangi hijrah ke Habsyah ini, termasuk membujuk
Negus (Raja)
agar menolak kehadiran umat Islam di sana, gagal. Bahkan, di tengah
meningkatnya kekejaman itu, dua orang Quraisy masuk Islam, Hamzah dan
Umar ibn Khathab. Dengan masuk Islamnya dua tokoh besar ini posisi Islam
semakin kuat. Tatkala banyaknya tekanan dari berbagai pihak Nabi SAW
mengalami kesedihan yang mendalam yaitu wafat nya seorang paman yaitu
Abu Thalib sebagai pelindung dan isteri tercinta yang setia menemani
hari-hari beliau yaitu Khadijah binti Khuwailid, sehingga Allah
menghibur hati baginda Rasul SAW dengan terjadinya Isra’ dan Mi’rajnya
Nabi Muhammad SAW. diriwayatkan pada suatu malam ketika Nabi SAW ada di
Masjidil Haram di Mekkah, datanglah Jibril as. Dan beserta malaikat yang
lain, lalu dibawanya dengan mengendarai
Buroq ke Masjidil Aqsa
di negeri Syam, kemudian Nabi SAW dinaikkan ke langit untuk
diperlihatkan kepada Nabi SAW tanda-tanda kebesaran dan kekayaan Allah
SWT, pada malam itu juga Nabi SAW kembali kenegeri Mekkah. Perjalanan
dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso dinamakan Isra, dan dinaikkannya
Nabi SAW dari Masjidil Aqso ke langit disebut Mi’raj. Pada malam inilah
mulai di wajibkan Shalat Fardlu 5 kali dalam sehari.
Tatkala banyaknya tekanan dari berbagai pihak Nabi SAW mengalami kesedihan yang
Setelah peristiwa Isra’ dan Mi’raj, suatu perkembangan besar bagi
kemajuan dakwah Islam muncul. Perkembangan itu diantaranya datang dari
sejumlah penduduk Yatsrib yang berhaji ke Mekah.
Mereka, yang terdiri dari suku ‘Aus dan Khazraj, masuk Islam dalam tiga gelombang.
Pertama, pada tahun kesepuluh kenabian, beberapa orang Khazraj
menemui Muhammad SAW untuk masuk Islam, dan mengharapkan agar ajaran
Islam dapat mendamaikan permusauhan suku ‘Aus dan Khazraj. Kedua, pada
tahun keduabelas kenabian, delegasi Yatsrib terdiri dari sepuluh orang
Khazraj dan dua orang ‘Aus serta seorang wanita menemui Muhammad SAW di
tempat bernama Aqabah
Mereka menyatakan ikrar kesetiaan. Ikrar ini dinamakan dengan
perjanjian “Aqabah Pertama”. Ketiga, pada musim haji berikutnya, jama’ah
haji yang datang dari Yatsrib berjumlah 73 orang. Atas nama penduduk
Yatsrib, mereka meminta Muhammad SAW dan Muslimin Makkah agar berkenan
pindah ke Yatsrib. Mereka berjanji akan membelanya dari segala ancaman.
Perjanjian ini dinamakan dengan perjanjian “Aqabah Kedua”.
Dalam perjalanan ke Yatsrib nabi ditemani oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Ketika di Quba, sebuah desa yang jaraknya sekitar lima kilometer dari
Yatsrib, nabi istirahat beberapa hari lamanya. Dia menginap di rumah
Kalsum bin Hindun. Di halaman rumah ini nabi membangun sebuah mesjid.
Inilah mesjid pertama yang dibangun nabi, sebagai pusat peribadatan. Tak
lama kemudian, Ali bin Abi Thalib menyusul nabi, setelah menyelesaikan
segala urusan di Mekah
Sementara itu, penduduk Yatsrib menunggu-nunggu kedatanganya. Waktu
yang mereka tunggu-tunggu itu tiba, mereka menyambut nabi dan kedua
sahabatnya dengan penuh kegembiraan. Sejak itu, sebagai penghormatan
terhadap nabi, nama kota Yatsrib diubah menjadi
Madinatun Nabi (Kota Nabi) atau sering disebut
Madinatul Munawwarah (Kota yang bercahaya), karena dari sanalah sinar Islam memancar keseluruh dunia
Kejadian itu disebut dengan “hijrah” bukan sepenuhnya sebuah
“pelarian”, tetapi merupakan rencana perpindahan yang telah
dipertimbangkan secara seksama selama sekitar dua tahun sebelumnya.
Tujuh belas tahun kemudian, Khalifah Umar bin Khattab menetapkan saat
terjadinya peristiwa hijrah sebagai awal tahun Islam, atau tahun
qamariyah
Pembentukan Negra Madinah
Setelah tiba dan diterima penduduk Yatsrib (Madinah), Nabi Muhammad
SAW resmi sebagai pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah
Islam pun dimulai. Berbeda dengan periode Mekah, pada periode Madinah,
Islam merupakan kekuatan politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan
kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad SAW
mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga
sebagai kepala negara. Dengan kata lain, dalam diri nabi terkumpul dua
kekuasaan, kekuasaam spiritual dan kekuasaan duniawi. Kedudukannya
sebagai rasul secara otomatis merupakan kepala Negara.
Dengan terbentuknya Negara Madinah, Islam makin bertambah kuat.
Perkembangan Islam yang pesat itu membuat orang-orang Mekah dan
musuh-musuh Islam lainnya menjadi risau. Kerisauan ini akan mendorong
orang-orang Quraisy berbuat apa saja. Untuk menghadapi
kemungkinan-kemungkinan gangguan dari musuh, nabi, sebagi kepala
pemerintahan, mengatur siasat dan membentuk pasukan tentara. Umat Islam
diijinkan berperang dangan dua alasan: (1) untuk mempertahankan diri dan
melindungi hak miliknya, dan (2) menjaga keselamatan dalam penyebaran
kepercayaan dan mempertahankannya dari orang-orang yang
menghalang-halanginya.
Dalam sejarah Madinah ini memang banyak terjadi peperangan sebagai
upaya kaum muslimin mempertahankan diri dari serangan musuh. Nabi
sendiri, di awal pemerintahannya, mengadakan beberapa ekspedisi ke luar
kota sebagai aksi siaga melatih kemampuan calon pasukan yang memang
mutlak diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan negara yang baru
dibentuk. Perjanjian damai dengan berbagai kabilah di sekitar Madinah
juga diadakan dengan maksud memperkuat kedudukan Madinah.
Pada tahun 9 dan 10 Hijriyah (630-632 M) banyak suku dari pelosok
Arab mengutus delegasinya kepada Nabi Muhammad SAW menyatakan ketundukan
mereka. Masuknya orang Mekah ke dalam agama Islam rupanya mempunyai
pengaruh yang amat besar pada penduduk padang pasir yang liar itu. Tahun
itu disebut dengan tahun perutusan. Persatuan bangsa Arab telah
terwujud; peperangan antara suku yang berlangsung sebelumnya telah
berubah menjadi persaudaraan seagama.
Setelah itu, Nabi Muhammad SAW segera kembali ke Madinah. Beliau
mengatur organisasi masyarakat kabilah yang telah memeluk agama Islam.
Petugas keagamaan dan para dai’ dikirim ke berbagai daerah dan kabilah
untuk mengajarkan ajaran-ajaran Islam, mengatur peradilan, dan memungut
zakat. Dua bulan setelah itu, Nabi menderita sakit demam. Tenaganya
dengan cepat berkurang. Pada hari senin tanggal 12 Rabi’ul Awal 11 H/ 8
Juni 632 M., Nabi Muhammad SAW wafat di rumah istrinya Aisyah.
Nama dan Gelar Nabi Muhammad Saw
Di dalam HR Bukhari dan Muslim disebutkan nama dan gelar Nabi Muhammad SAW, antara lain :
– Ahmad
– Al-Mahi
– Al-Hasyir
– Al-‘Aqib
– Muqaffi
– Nabiyyuttaubah
– Nabiyyurrahmah.
Pengertian nama-nama nabi Muhammad Saw :
- Ahmad : yang paling terpuji karena akhlak karimahnya, dan paling banyak memuji Allah.
- Al-Mahi ( pengikis/penghapus) : karena Allah mengikis kekufuran dengan mengutusnya,
- Al-Hasyir (penghimpun) : sebab nanti di hari kiamat seluruh manusia
berhimpun di hadapan beliau, ada yang mengatakan di bawah perintah
beliau.
- Al-‘Aqib (penutup) : karena beliaulah nabi dan rasul penutup.
- Muqaffi (yang mengikuti) : maksudnya mengikuti dan melanjutkan jejak risalah para nabi.
- Nabiyyuttaubah (nabi taubat) : meski beliau sudah ma’shum dalam
artian bersih dari dosa, namun beliau banyak bertaubat. Dalam satu
riwayat beliau bertaubat hingga 70 kali sehari, dan dalam riwayat lain
hingga 100 kali.
- Nabiyyurrahmah (nabi ramhat) : beliau adalah seorang nabi yang penuh
kasih hatta dalam peperangan pun, diutusnya beliau ke bumi ini adalah
sebagai rahmat bagi semesta alam.
Nama-nama tersebut berdasarkan penuturan beliau sendiri. Dan kita
tahu bahwa setiap sabda beliau adalah berdasarkan wahyu. Jadi bisa
disimpulkan bahwa yang memberi nama/gelar tersebut adalah Allah Swt.
Nasab Nabi Muhammad Saw
Di dalam buku Shahih Bukhari bab Mab’ats an-Nabiyyi saw, Imam Bukhari
merincikan silsilah nasab Nabi Muhammad saw sebagai berikut: Muhammad
saw bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin
Qusyai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin
Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin
Mudhar bin Nizar bin Ma’add bin Adnan.
Imam Bukhari menambahkan di dalam Kitab Tarikh al-Kabir: Adnan bin
Udud bin Al-Maqum bin Nahur bin Tarh bin Ya’rab bin Nabit bin Ismail bin
Ibrahim. Menurut para pakar – sebagaimana yang disebutkan oleh
sejarawan Syekh Abdurrahman bin Yahya Al-Yamany –antara Adnan dan Ismail
ada sekitar 40 kakek.
Muhammad Saw di Mata Penduduk Makkah
Sejak kecil Muhammad Saw jauh dari tradisi-tradisi jahiliyah dan
tidak pernah melakukan penyembahan terhadap tuhan berhala. Namun
demikian beliau tetaplah seorang yang santun dan jujur, karenanya beliau
terkenal dengan gelar Al-Amien (orang yang terpercaya).
Muhammad Saw Menjadi Rasul Allah
Turunnya wahyu pertama QS. Al-A’la: 1-5 di gua Hira pada hari Senin
di bulan Ramadan pada usia yang ke 40 menjadi awal kerasulan Muhammad
saw. Wahyu pertama tersebut berisi: “1) Bacalah dengan nama Tuhanmu yang
menciptakan, 2) Yang menciptakan manusia dari segumpal darah, 3)
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4) Yang mengajari (manusia)
dengan pena, 5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Setelah menerima wahyu tersebut, Muhammad saw pulang menemui Khadijah
dan mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dirinya. Khadijah
menenangkan: “Bergembiralah! Demi Allah, Dia tidak akan pernah
menyia-nyiakanmu. Demi Allah, engkau ini menghubungkan shilaturrahim
(hubungan kerabat), berkata jujur, menanggung beban orang lemah,
membantu orang yang tidak punya, memuliakan tamu, menolong orang-orang
yang ditimpa bencana.”
Khadijah lalu mempertemukannya dengan anak pamannya Waraqah bin
Naufal, seorang pendeta Nasrani. Setelah menjelaskan peristiwa yang baru
dialaminya di gua Hira, Waraqah menjelaskan bahwa yang datang kepada
Muhammad saw itu adalah malaikat yang pernah datang kepada nabi Musa As.
“Andai kata aku masih hidup dan kuat di saat engkau diusir oleh kaummu” kata Waraqah.
“Apakah mereka akan mengusirku?” Tanya Muhammad Saw. “Ya…,” jawabnya. (lihat HR Bukhari dan Muslim).
Nabi Muhammad Saw Hijrah ke Madinah
Nabi Saw hijrah ke Madinah pada tahun ke 13 kenabian yang bertepatan
dengan tahun 622 M. Di dalam riwayat Ibnu Ishak dijelaskan bahwa beliau
keluar dari rumahnya yang saat itu sedang dikepung oleh pasukan
bersenjata kaum musyrik Makkah yang ingin membunuhnya. Lalu Allah Swt
menidurkan mereka. Sambil membaca QS. Yasin: 1-9 beliau manaruh pasir di
kepala mereka semua, kemudian pergi ke rumah Abu Bakar untuk hijrah
bersama ke kota Madinah. Nabi Muhammad saw tiba di Madinah pada hari
Senin tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 1 Hijriyah.
Peperangan Nabi Muhammad Saw
Yang mendasari peperangan nabi Muhammad Saw adalah ayat-ayat berikut :
– “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya mereka dizhalimi.” (Al-Hajj: 39).
– “Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi
jangan melampaui batas, sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas” (QS. Al-Baqarah: 190).
Dalam hal ini ada aturan-aturan perang, antara lain: Jangan membunuh
anak-anak, orang tua, orang yang menyerah, pendeta dan petugas rumah
ibadah yang tidak menyerang, hewan tanpa tujuan maslahat, jangan
membunuh dengan cara yang sadis dan berlebihan (Tafsir Ibnu Katsir).
Dari sini jelas bahwa peperangan nabi Muhammad saw adalah sebagai
upaya pembelaan terhadap hak, bukan wasilah untuk islamisasi apalagi
balas dendam. Adapun jumlah peperangan yang diikutinya ada sebanyak 27
kali.
Akhlak Nabi Muhammad Saw
Allah SWT menggambarkan akhlak nabi Muhammad secara umum di dalam QS.
Al-Qalam ayat 4: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti
yang luhur”
a. Kesabaran Nabi Muhammad Saw
Tidak sedikit beban yang ditanggung oleh nabi Muhammad saw dalam
menyebarkan dakwah ajaran yang dibawanya. Ejekan, makian, perlakuan
kasar dan ancaman pembunuhan diterimanya dari orang-orang musyrik
Makkah. Namun itu semuanya tak membuat kesabarannya luntur.
Dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim diceritakan bahwa Uqbah bin Abu
Mu’ith pernah mencampakkan kotoran onta kepada Rasulullah Muhammad saw
sementara beliau dalam keadaan sujud. Beliau terus sujud hingga putrinya
Fathimah datang membuangnya.
Perlakuan kasar kaum Quraisy semakin bertambah setelah pamannya Abu
Thalib dan isterinya Khadijah meninggal dunia pada tahun 10 kerasulan.
Karenanya beliau hijrah ke wilayah Thaif. Namun ternyata disini juga
beliau tidak diterima, malah penduduk setempat menyuruh anak-anaknya
untuk melemparinya dengan batu.
- Kasih Sayang Nabi Muhammad Saw
Kasarnya tindakan pengusiran penduduk Thaif terhadap nabi Muhammad
saw tidak membuat beliau serta merta mendoakan mereka dengan azab. Tapi
justru sebaliknya: “Bahkan saya berharap agar Allah menjadikan dari
keturunan mereka orang-orang yang menyembah Allah dan tidak berbuat
syirik kepada-Nya sedikit pun,” kata beliau saat malaikat penjaga gunung
menawarkan kepadanya untuk menimpakan gunung Abu Qubaisy dan gunung
yang di sebelahnya kepada penduduk Thaif. (Shahih Bukhari).
Dan bagaimana pun juga kasarnya perlakuan dan azab dari kaum musyrik
penduduk Makkah kepadanya dan ummat pengikutnya, tapi itu tak membuatnya
dendam kepada mereka di saat pembebasan Makkah pada tahun 8 H. Malah
beliau saw memberikan amnesti besar-besaran kepada penduduk Makkah.
Keistimewaan yang Allah Berikan Kepadanya
a. Lima kelebihan yang tidak diberikan kepada orang sebelumnya
Dari Jabir bin Abdullah ra, nabi Muhammad saw bersabda: “Saya
diberikan lima hal yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelum saya;
- diberi kemenangan dengan rasa takut (yang ditimpakan kepada musuh-musuhku) dalam jarak satu bulan perjalanan,
- bumi dijadikan tempat shalat dan suci untukku, maka siapa pun di
antara ummatku yang mendapatkan waktu shalat hendaklah dia melakukannya,
- dihalalkan untukku harta ghanimah dan itu tidak dihalalkan kepada orang sebelum saya
- diberi syafa’at
- dahulu nabi diutus hanya kepada kaumnya, tetapi saya diutus kepada seluruh manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Keistimewaannya di hari kiamat
Dari Anas ra., nabi Muhammad saw bersabda: “Saya adalah orang pertama
yang diberikan syafaat pada hari kiamat nanti, nabi yang paling banyak
pengikutnya di hari kiamat, dan orang pertama yang mengetuk pintu surga”
(HR. Muslim).
Keistimewaan lainnya disebutkan di dalam riwayat Abu Hurairah,
Rasulullah saw bersabda: “Saya adalah pemimpin anak-anak Adam pada hari
kiamat nanti, saya orang pertama yang dibangkitkan dari kubur, dan saya
orang pertama yang diberi syafaat (oleh Allah) dan orang pertama yang
memberi syafaat (kepada ummat manusia).” (HR. Muslim).
Ibadah Beliau
Aisyah ra. Berkata: Rasulullah saw pernah shalat hingga dua kakinya
membengkak. Lalu beliau ditegur, beliau menjawab: “Apakah aku tidak
pantas menjadi hamba yang bersyukur?”
Nabi Muhammad Saw Wafat
Beliau saw wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di waktu Dhuha dengan usia 63 tahun.